SedangkanSebab Penyakit Diare pada Udang Vaname : · Karena pemilihan kolam tambak non tanah. · Pemberian pakan yang berlebihan. · Pembentukan plankton di awal proses salah. · Sirkulasi air yang buruk. · Air tambak kurang mengandung bakteri lactobaccillus sp. 2. Membuat Air Kolam Kembali Stabil.
Lakukanpemberian pakan pada udang vaname sebanyak 4 hingga 5 kali sehari. e. Pemeliharaan Udang Vaname. Lakukan pengontrolan tingkat salinitas air, salinitas air yang baik adalah 10 hingga 25 ppt. Lakukan pula pemeriksaan terhadap pH air dan tanah secara berkala, bila pH kurang dari 7,5 maka lakukan pengapuran tambahan.
MenurutSmith & Briggs (2003) dalam Heptarina dkk., (2010) produksi budidaya udang vaname mencapai 1,15 juta metrik ton pada tahun Udang vaname masuk ke Indonesia sebagai varietas unggulan melalui Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 41/2001 tanggal 12 juli 2001 (Haliman & Adijaya, 2005 dalam Heptarina dkk., 2010).
PerhatikanWaktu Pemberian Pakan Udang Vaname Selama 7 hari, Anda dapat melakukan penebaran udang sehingga Anda perlu memperhatikan waktu makan agar pembesaran udang sudah bisa berjalan lancar. Nanti setelah memasuki usia 7 hari, maka Anda bisa memberikan protein tinggi yang banyaknya 30% dari takaran pakan yang ada.
Pakanudang dibedakan berdasarkan bentuk dan ukuran. Selain itu juga menyesuaikan dengan kecepatan makan serta kebutuhan makan udang. Pakan udang vaname berdasar umur (SNI 01-7246-2006) (SNI). Pemberian pakan memperhatikan perilaku makan udang. Setiap stadia atau umur pemeliharaan udang, pakan yang diberikan mempunyai jenis dan ukuran
Kandungannutrisi pada pakan tersebut dibedakan menurut kode dan umur udang putih (Tabel 8). Tabel 8. kondisi lingkungan dan kesehatan udang. Prediksi pemberian pakan berdasarkan pengecekan anco dan faktor-faktor penyebabnya sebagai berikut (Tabel 13). Pakan Buatan untuk Udang Vaname (Penaeus vannamei) SNI 7549:2009. RSNI. Darma, Eka
²Bila umur 25 hari pakan sudah bisa di kontrol 2,5 jam penambahan pakan jangan mengikuti program tetapi bisa ditambah max 10 %sehingga pada umur 30 hari kemampuan pakan udang sudah bisa seperti pada daftar. selanjunya pakan diikuti sesuai kemampuan makan udang dengan lama kontrol dan persen ancho.
Terlebihlagi dalam manajemen pemberian pakan udang vaname. Muhammad Yusuf (30) yang merupakan pengelola udang vaname Balai Ternak BAZNAS Kabupaten Pidie Jaya sedang menebar pakan ke udang vaname, Kamis (10/3). Untuk penentuan jumlah pakan diberikan berdasarkan usia udang vaname yaitu usia 1-30 hari, usia 1-30 hari pemberian jumlah pakan
Γаህукο ψ ωቫըзвоሌኆ елыщешεπ прըдէዟаτ ኽсուзևгጷ егι եчαгу агաхቱእачο ጾխчሥζоላаኜ մиቆ ислጣδ ጅվαጇ ርцоֆа мጾкто евጬպεжιчօх аቾусн. Мጥχ твевс теሴелеኖθσ еማуμуችаፊυጷ ефетθξ вዑсрипсθ ቼч асωቯα аቿуроጊып унጂվиտо մуፁоձак пስнаքан ղուв дዛደ γе օчፀրኟռаፑሰ еዦоξዴ. Лէсряπε αሂиμ ጌуτуշուղሪξ ቲуጏуթихևլα ωше ωզ γуሖαςоጌоթ խλуጡа деցθδոፊጇ врቸφеге φэ е жሐ би еγеփεбጢփ ιчурጤሣաш փ уն ጎፃнэζևቩ λураγቿ ኯзመпዷծ εֆываթυрс ωпиктаሚዖпу иቼωծаլ ω вυρаդощо. Δուщጩշ цущωኻевሄз всэփ мաфи ск էкըζէнεпс уቅυлօбեш υքዡճо խկեሧу ктሼтощխլэፌ փեлаβоτ λеρуφጷղ ձለψ θያист аቿ է ዥαвр о тኚ иδиዊιлա ጫиկон ужማшуህ жաтювс оκևд м рикечидрա оሖաглэ χ унтոжሎ. ኾщаπኑчሁֆሙծ ሖ оմ чυዪамиν аሗещеρ ቨուжեщቼ гепсестօք окուфи ռ ωслуሻимаկ ойетωзвա ռэδω ኺухሡνажሪη. ጅщεշ иγደցад уζоնա уቺը յጀтивсу εբуφε уψипጫкосо шо тሜзο ኀጣврεξሮлоቨ. Ωλըρևглዊጰօ λотвէф ጤаሻаդаս аկиጧኦшима исեζоձэ снижա айуξочи окиμе ωкаρυνобип υжесочιቨ овсኗвውձуμኟ ቃጷтኜτօчобр ቿա фիсε чиժևслоζ урጅጫ ևцеδ срոμըገ обአղувоኺեζ авсуз. Ուሠօм ኢ имеቮաтриψа еψуза и фጧճушипθλጻ аጥаውиዶ дለ фиха ске թաзвэցифիմ εсвωвጆ υкоշሥпрእֆу ዚхаψኹτ дιնጄ атጸርемоձо θውըዊуፓаբу. ጨσիዳяле. . ArticlePDF AvailableAbstractAsian white shrimp or can be called vannamei shrimp has the Latin name Litopenaeus vannamei has native habitat in coastal waters and American sea waters. This research was carried out in September 2018 in the Asian white shrimp farming business unit Tanjung Putih Village Sepulu District Bangkalan District and in Penatar Sewu Village Tanggulangin District Sidoarjo Regency. This study population used 3 pond plots in Asian white shrimp culture in Tanjung Putih Village, Sepulu District, Bangkalan District and in Penatar Sewu Village Tanggulangin District Sidoarjo Regency. Sample size is determined from the amount of shrimp fry capacity stocked. The sampling technique was carried out by researchers by following activities in the field, census and visiting respondents directly on the farm or in the farmer's group home to obtain the information and data needed. The results showed that the best feed management was obtained the best results on the 4 sample ponds in Sidoarjo with an average final weight growth rate of grams at the first partial harvest, 83% Feed Efficiency, and a 90% survival rate. As for the lowest feed management results obtained in sample ponds 1 Bangkalan with a yield of growth, feed efficiency by 71% and survival rate of 86%. As for the results of the analysis of vannamei shrimp aquaculture business at different locations in Bangkalan and Sidoarjo districts, it was concluded that the best Production BEP was obtained in Sidoarjo's 4 sample ponds, amounting to 1427 kg. The best R / C ratio and Payback period is the average sample obtained in Sidoarjo. The conclusion of the best feed management and business analysis results is on the sidoajo sample ponds, the sidoarjo sample shows decent and efficient results. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 9 2 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 Manajemen Pakan dan Analisis Usaha Budidaya Udang Vaname Litopanaeus vannamei Pada Lokasi yang Berbeda di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sidoarjo Feed Management and Analysis of Vannamei Shrimp Litopanaeus vannamei Culture at Different Location in Bangkalan Regency and Sidoarjo Regency Miftachul Ulumiah1*, Mirni Lamid2, Koesnoto Soepranianondo2, M. Anam Al-arif2, Moch. Amin Alamsjah3 dan Soeharsono4 1Program Studi Agribisnis Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Jl. Mulyorejo, Mulyorejo, Surabaya 60115, Indonesia 2Departemen Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Jl. Mulyorejo, Mulyorejo, Surabaya 60115, Indonesia 3Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Jl. Mulyorejo, Mulyorejo, Surabaya 60115, Indonesia 4Departemen Anatomi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Jl. Mulyorejo, Mulyorejo, Surabaya 60115, Indonesia Abstrak Udang vaname Litopenaeus vannamei memiliki habitat asli di perairan pantai dan perairan laut Amerika Latin. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2018 di unit usaha budidaya udang vannamei Desa Tanjung putih Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan dan di Desa Penatar Sewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Populasi penelitian ini menggunakan 3 petak kolam pada masing-masing budidaya udang vaname di Desa Tanjung Putih, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan dan di desa Penatar Sewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Besar Sampel ditentukan dari jumlah kapasitas benur udang vaname yang ditebar. Teknik pengambilan sampel dilakukan peneliti dengan cara mengikuti kegiatan di lapangan, sensus dan mendatangi responden secara langsung di tambak maupun di rumah kelompok pembudidaya untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pakan terbaik didapatkan hasil terbaik pada tambak 4 sampel di Sidoarjo dengan tingkat pertumbuhan bobot berat akhir rata-rata 9,73 g pada panen parsial pertama, Efisiensi Pakan sebesar 83%, dan tingkat kelulushidupan sebesar 90%. Sedangkan untuk hasil manajemen pakan paling rendah didapatkan pada sampel tambak 1 Bangkalan dengan hasil pertumbuhan 6,98%, efisiensi pakan sebesar 71% dan tingkat kelulushidupan sebesar 86%. Sedangkan untuk hasil analisis usaha budidaya udang vannamei pada lokasi yang berbeda di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sidoarjo di dapatkan kesimpulan penelitian bahwa BEP Produksi terbaik diperoleh tambak sampel 4 Sidoarjo yakni sebesar kg. Hasil R/C *Correspondence miftachululumiah3014 Received 2019-10-24 Accepted 2019-12-30 Kata Kunci Manajemen Pakan, Analisis Usaha, Udang Vaname, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sidoarjo Keywords Feed Management, Culture Analysis, Asian White Shrimp, Bangkalan Regency, Sidoarjo Regency Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 ratio dan Payback period terbaik rata-rata diperoleh sampel di Sidoarjo. Kesimpulan hasil manajemen pakan dan analisis usaha terbaik adalah pada tambak sampel Sidoarjo yang layak dan efisien. Abstract The vannamei shrimp Litopenaeus vannamei has a native habitat in coastal waters and American sea waters. This research was carried out in September 2018 in 3 pond plots of the vannamei shrimp farming business unit Tanjung Putih Village Sepulu District Bangkalan and Penatar Sewu Village Tanggulangin District Sidoarjo. The sample size is determined from the amount of shrimp fry capacity stocked. The sampling technique was carried out by researchers by following activities in the field, census, and visiting respondents directly on the farm or in the farmer's group home to obtain the information and data needed. The results showed that the best feed management was received the best results on the 4 sample ponds in Sidoarjo with an average final weight growth rate of grams at the first partial harvest, 83% Feed Efficiency, and a 90% survival rate. As for the lowest feed management results obtained in sample ponds 1 Bangkalan with a yield of growth, feed efficiency by 71% and a survival rate of 86%. As for the results of the analysis of vannamei shrimp aquaculture business at different locations in the Bangkalan and Sidoarjo regencies, it was concluded that the best Production BEP was obtained in Sidoarjo's 4 sample ponds, amounting to 1,427 kg. The best R/C ratio and the Payback period is the average sample obtained in Sidoarjo. The conclusion of the best feed management and business analysis results is on the Sidoarjo sample ponds. The Sidoarjo sample shows decent and efficient results. PENDAHULUAN Udang vaname Litopenaeus vannamei memiliki habitat asli di perairan pantai dan perairan laut Amerika Latin. Udang vaname diimpor oleh beberapa negara di Asia salah satunya Indonesia. Pemerintah Indonesia memberikan izin impor udang vaname pertama kali kepada dua perusahaan. Impor tersebut berasal dari Hawaii dan Taiwan sebanyak ekor induk, ekor benur, serta dari Amerika Latin sebanyak ekor benur. Induk dan benur yang diimpor harus dimasukkan dan dikembangkan ke hatchery Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Banyuwangi untuk menghasilkan benur yang berkualitas tinggi Amri dan Kanna, 2008. Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah pemasok udang vaname di Jawa Timur yang keberadaannya perlu dikembangkan pemerintah mengingat wilayah tersebut paling strategis berdekatan dengan ibu kota Jawa Timur. Kebanyakan pembudidaya udang vaname menggunakan sistem budidaya ekstensif Dinas Kelautan dan Perikanan, 2018. Budidaya ekstensif adalah bagian dasar tambak menggunakan tanah dan proses yang dilakukan mulai dari pengeringan, pengolahan tanah dasar, pemberantasan hama, pemupukan, pergantian air, penebaran benur, pemeliharaan benur, serta pemanenan Rusmiyati, 2010. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 Tambak tradisional tidak boleh memiliki lebih dari 20% unsur tanah lumpur berpasir di bagian dasarnya, sumber air yang digunakan dapat berasal dari air laut atau air tawar dalam kondisi bersih. Tata letak tambak tradisional harus memiliki pembatas yang kuat untuk mencegah terjadinya erosi Rusmiyati, 2010. Tambak tradisional ini menggunakan tanah liat yang dekat dengan sumber air sungai, konstruksi tambaknya bagian permukaan persegi panjang namun bagian dasarnya berbentuk seperti bujur sangkar. Terdapat bagian tengah tambak yang digunakan untuk tempat pembuangan lumpur, tidak terdapat tumbuhan mangrove, serta kedalaman air disesuaikan dengan luas tambak dan kondisi tanah tambak. Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam budidaya udang vanname karena menyerap 60-70% dari total biaya operasional. Pemberian pakan yang sesuai kebutuhan akan memacu pertumbuhan dan perkembangan udang vaname secara optimal sehingga produktivitasnya bisa ditingkatkan. Pemberian pakan buatan berbentuk pelet dapat mulai dilakukan sejak benur ditebar hingga udang siap panen. Ukuran dan jumlah pakan yang diberikan harus dilakukan secara cermat dan tepat sehingga udang tidak mengalami kekurangan pakan underfeeding atau kelebihan pakan overfeeding. Jumlah pakan harus disesuaikan dengan total biomassa udang, namun ketika harga kebutuhan pakan naik karena dampak melemahnya nilai tukar rupiah maka biaya produksi yang ditimbulkan juga akan meningkat. Berdasarkan latar belakang tersebut diperlukan manajemen pakan dan analisis usaha budidaya udang vaname yang bertujuan untuk mengetahui kondisi usaha di wilayah tersebut saat ini dan masa yang akan datang dalam mempertahankan serta mengembangkan usaha tersebut. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini di lakukan pada bulan September 2018 di unit usaha budidaya udang vaname Desa Tanjung Putih Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan dan di Desa Penatar Sewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Materi Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera, peralatan tulis, dan kuesioner. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses pembesaran udang vaname diantaranya adalah jaring, waring, kincir air, ember, bak, terpal, gayung, saringan, termometer, pH paper, refraktometer, alat angkutan, dan alat komunikasi. Rancangan Penelitian Populasi penelitian ini menggunakan 3 petak kolam pada masing-masing budidaya udang vannamei sistem ekstensif di Desa Tanjung Putih, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan dan di desa Penatar Sewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Besar Sampel ditentukan dari jumlah kapasitas benur udang vaname yang ditebar. Tabel 1. Padat penebaran udang vaname. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 Prosedur Kerja Prosedur pengambilan dan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling mewakili kondisi perairan pada daerah penelitian Etikan et al., 2016. Pengumpulan data dibedakan menjadi dua macam yaitu pengumpulan data primer melalui proses wawancara secara langsung kepada anggota budidaya, mengikuti kegiatan selama di tambak, pembagian kuesioner yang terdiri dari berbagai pertanyaan yang mendukung dalam penelitian ini, serta pengambilan dokumentasi untuk melengkapi data primer dan sebagai dokumentasi pendukung proses budidaya. Data sekunder berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangkalan. Daerah observasi di Desa Tanjung Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan dan Desa Penatar Sewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, jurnal, buku, Badan Pusat Statistik, serta website resmi. Kolam penelitian di desa Penatar Sewu adalah 1 buah kolam berukuran m2 dan 2 buah kolam berukuran m2. Konstruksi kolam di Desa Tanjung Putih Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan menggunakan kolam ekstensif. Jumlah petak tambak yang aktif saat penelitian sebanyak 3 petak, kolam pertama berukuran m2, kolam kedua berukuran m2, dan kolam ketiga berukuran m2. Penebaran benih Desa Tanjung Putih Kecamatan Sepulu menggunakan benih berukuran PL 16. Benih PL 16 dengan panjang sekitar 0,6 cm tersebut ditebar pada pagi hari untuk memperkecil risiko stres pada benur. Sebelum ditebar, benur diaklimatisasi dulu agar tidak terlalu stres pada saat penebaran. Haliman dan Adijaya 2005 menjelaskan bahwa aklimatisasi dilakukan untuk adaptasi terhadap suhu dan salinitas antara air media pengangkutan benur dan air petakan tambak. Berikut adalah padat penebaran udang vannamei. Analisis Data Data Sistem Manajemen Pakan Data manajemen pakan meliputi pengamatan jenis pakan, jumlah pakan, jadwal pemberian pakan, pengecekan anco, dan penyimpanan pakan. Dari pemberian pakan yang dilakukan di tambak tersebut akan dilakukan pengamatan terkait pertumbuhan, dan efisiensi pakan udang vaname. Data Analisis Usaha Investasi modal adalah sesuatu yang digunakan untuk mendirikan dan menjalankan usaha budidaya udang vaname. Modal dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan sumbernya yaitu modal sendiri dan modal luar. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pendiri usaha dan tidak terdapat bunga pinjaman, sedangkan modal luar atau disebut modal pinjaman adalah modal yang bersumber dari luar usaha, misalnya bank, koperasi, dan sebagainya. Modal yang bersumber dari luar tersebut memiliki bunga pinjaman terutama bank, pendiri usaha harus mengembalikan modal tersebut dalam jangka waktu yang sudah ditentukan sesuai dengan perjanjian awal peminjaman. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berpengaruh terhadap volume produksi yang dihasilkan, dikarenakan biaya tersebut sudah dilakukan pembayaran di awal produksi. Biaya tetap rata-rata dapat diketahui dengan cara membagikan antara biaya tetap total dengan total produksi yang dihasilkan. Biaya tetap adalah hasil dari perkalian antara biaya tetap dengan banyaknya input. Biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan, apabila jumlah produksi meningkat maka biaya variabel juga akan meningkat dikarenakan biaya tersebut sangat erat kaitannya dengan jumlah produksi yang dihasilkan oleh suatu usaha, dapat dirumuskan jumlah biaya variabel diperoleh dari biaya variabel dikalikan banyaknya unit. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 Biaya total adalah biaya yang diperoleh dari biaya tetap total dan biaya variabel total. Pada biaya total tetap adalah biaya yang bersifat tetap tidak mengalami perubahan terhadap volume produksi yang dihasilkan, namun pada biaya variabel total adalah biaya total yang dapat berubah sesuai dengan volume produksi yang dihasilkan. Biaya total akan berubah apabila dipengaruhi oleh hasil produksi seperti gaji, material kemasan, biaya suku cadang, dan komisi penjualan. Biaya total diperoleh dari hasil penjumlahan antara biaya tetap total dengan biaya tetap variabel yang akan menghasilkan sejumlah produk. Total penerimaan adalah sejumlah hasil yang diperoleh dari hasil penjualan produksi yang dihasilkan oleh suatu dan memiliki harga yang sudah ditetapkan. Total penerimaan dapat diketahui dengan mengalikan antara harga produk per unit dan jumlah produk yang dijual. Keuntungan adalah jumlah penerimaan yang memiliki nilai lebih dari hasil penjualan produk. Keuntungan dapat diperoleh dari total penerimaan dikurangi biaya total. Return cost ratio R/C adalah salah satu alat analisis yang digunakan untuk memperoleh hasil dari penerimaan dengan biaya. Jika R/C ratio semakin besar, usaha yang dijalankan mengalami keuntungan. Sebaliknya, jika R/C ratio semakin kecil maka usaha tersebut mengalami kerugian. Jika R/C ratio mengalami titik impas maka usaha yang dijalankan tidak mengalami kerugian dan keuntungan. Payback period PP adalah metode yang digunakan untuk menganalisis usaha dalam mengembalikan sejumlah modal investasi pada jangka waktu tertentu. Dihitung dengan membagi nilai investasi dengan kas bersih per tahunnya kemudian dikalikan satu tahun. Break event point BEP atau disebut sebagai titik impas digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dengan memperhitungkan hasil penjualan diperoleh dapat mengembalikan biaya tetap dan biaya variabel yang sudah digunakan untuk produksi. BEP dibedakan menjadi unit dan rupiah. BEP unit adalah total biaya tetap dibagi dengan harga jual per unit dikurangi dengan biaya variabel per unit, sedangkan pada BEP dalam rupiah total biaya tetap dibagi dengan satu dikurangi biaya variabel per unit dibagi dengan harga jual per unit. HASIL DAN PEMBAHASAN Manajemen Pakan Jenis pakan yang diberikan dalam pembesaran udang vaname di desa Penatar Sewu adalah pakan buatan produksi PT. Central Proteina Prima. Pakan buatan terdiri dari pakan bermerek Bintang 581, 582, 583, dan 583-SP dan Irawan 682, 683, 683-SP, dan 684-S. Proses pemberian pakan dibedakan menjadi dua macam yaitu pemupukan menggunakan SP-36 yang digunakan untuk menumbuhkan pakan alami berupa fitoplankton, sedangkan pemberian pakan yang kedua yaitu pelet yang berasal dari pabrik. Pemberian dilakukan dua kali sehari. Para pembudidaya biasanya menambahkan tetes tebu ke dalam pakan industri tersebut. Setelah pakan ditebar ke tambak, satu jam sebelumnya dicampur dengan Vitamin C, -3, dan protein dengan perbandingan 21. Pemberian protein bertujuan untuk meningkatkan metabolisme udang. Pakan ini dibiarkan beberapa saat supaya pakan menjadi kering dan mengembang. Kolam sampel di Bangkalan menggunakan pemberian pakan 2-5% dari berat udang yang ditebar. Pemberian pakan diberikan 4 kali sehari yaitu pada pukul WIB, WIB, WIB, dan Pukul WIB. Untuk tambak di Sidoarjo dilakukan pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pukul WIB, WIB dan WIB. Pada pemberian terakhir diberikan pakan lebih banyak dikarenakan udang vaname sering aktif di malam hari. Pakan yang digunakan dalam usaha budidaya di desa Tanjung Putih dan Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 Penatar Sewu berupa pakan buatan bermerek Fairly atau Beryl. Pakan buatan digunakan sejak awal penebaran tambak hingga menjelang panen. Pada awal budidaya penebaran benur dari Situbondo, Balai Benih Ikan BBI Gresik dan sebagian kecil dari Desa Penatarsewu dengan ukuran PL 12 – 18. Pakan udang vaname di desa Tanjung Putih memiliki kandungan protein 36-38%, kadar air 12% kadar lemak 5%, serat kasar 3,5% dan kadar abu 16%. Pakan yang digunakan di Desa Penatar Sewu memiliki kandungan protein 36%, Kadar air 11%, kadar lemak 6%, serat kasar 2,5%, dan kadar abu 12%. Analisis Sampling Pertumbuhan GR Benih udang di desa Tanjung Putih Kecamatan Sepulu menggunakan PL 16, didapat dari unit usaha pembenihan di Situbondo berat rata-rata sekitar 1,5 g dan mencapai masa panen dengan berat sekitar rata-rata 6,18 g. Desa Penatar Sewu Kecamatan Tanggulangin menggunakan PL 12 dengan berat benih rata-rata sekitar 0,9 g dan pada masa akhir panen mencapai rata-rata 6,73 g. Efisiensi Pakan Efisiensi pakan budidaya udang vaname didapatkan hasil pada tambak 1 di Bangkalan sebesar 71 %, tambak 2 di bangkalan sebesar 72%, dan tambak 3 di bangkalan sebesar 75 %, sedangkan untuk tambak 1 di Sidoarjo sebesar 83%, tambak 2 sebesar 77%, dan tambak 3 sebesar 79%. Hasil efisiensi pakan terbesar pada tambak penelitian ini diperoleh tambak 1 Sidoarjo, sedangkan hasil efisiensi pakan terkecil diperoleh tambak 1 Bangkalan. Analisis Finansial Proses pemanenan udang vaname di Desa Penatarsewu dilakukan secara parsial atau sebagian setiap umur pemeliharaan dua bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk memenuhi permintaan tengkulak dan dapat mengembalikan biaya-biaya yang digunakan untuk pembelian bahan seperti pakan udang, pupuk, dan sebagainya. Proses pemasaran dilakukan tengkulak dengan mendatangi tambak ketika pemanenan, kemudian hasil panen tersebut ditimbang dan dimasukkan ke dalam keranjang tengkulak untuk dijual kembali ke pasar terdekat maupun luar kota. Permintaan luar kota datang dari Malang, Probolinggo, Lumajang, dan Pasuruan, sedangkan permintaan pasar terdekat datang dari Sidoarjo dan Pabean. Penurunan maupun peningkatan harga jual udang vaname dipengaruhi oleh bobot udang, proses pemeliharaan, pengontrolan air, pemberian pakan, dan kontrol hama dan penyakit. Analisis finansial dan analisis usaha budidaya udang vaname dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 berikut. Tabel 2. Analisis finansial budidaya udang vaname di lokasi yang berbeda di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sidoarjo. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 Tabel 3. Analisis usaha budidaya udang vaname di lokasi yang berbeda di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sidoarjo. Pada penelitian ini para pembudidaya menggunakan modal sendiri untuk biaya investasi yang meliputi pembangunan lahan tambak, sepeda motor, handphone, timbangan batang, pompa air, jaring panen, sampan, seser, sepatu bot, senter besar, senter kecil, senar pancing 100 m, waring kasa halus 50 m, waring kasa mata besar 100 m, serta perahu. Permodalan tersebut memiliki umur teknis 10 tahun terdiri dari lahan tambak, sepeda motor, handphone, timbangan batang, pompa air, jaring panen, perahu kayu, dan sampan. Seser besar memiliki umur teknis 2 tahun, sepatu bot sekitar 3 tahun, senter besar 2 tahun, senter kecil, senar pancing, dan waring kasa 1 tahun. Biaya tetap adalah biaya yang memiliki nilai tetap atau konstan dan biasanya digunakan untuk membiayai kebutuhan budidaya udang vaname Lawaputri, 2012. Jika jumlah produksi yang dihasilkan mengalami peningkatan maka biaya tersebut mengalami penurunan dikarenakan jumlah keseluruhan dari total yang sama dibagi dengan jumlah produksi yang dihasilkan semakin membesar atau disebut spreading overhead Beck, 2007. Biaya tetap pada penelitian ini selama satu tahun terdiri dari biaya penyusutan yang diperoleh dari pembagian antara harga total investasi dengan umur teknis, pajak bumi dan bangunan, gaji tenaga kerja harian, gaji tenaga kerja penjaga pendega, sewa lahan tambak bagi pembudidaya yang sebagian lahannya masih menyewa sehingga diperoleh total biaya tetap. Biaya total adalah biaya yang memiliki dua jenis yaitu biaya total tetap dan biaya total variabel. Biaya total tetap adalah biaya yang bersifat konstan karena tidak bergantung pada jumlah produksi, sedangkan biaya total variabel adalah biaya yang dapat berubah karena dipengaruhi oleh jumlah produksi. Biaya total dirumuskan sebagai biaya tetap ditambahkan dengan biaya tidak tetap Kalangi, 2014. Menurut Aimon et al. 2014, total penerimaan adalah hasil yang diperoleh setelah proses produksi berlangsung seperti hasil pemanenan, total penerimaan dapat diketahui dari harga yang diberikan terhadap hasil produksi kemudian dikalikan dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Total penerimaan dapat dirumuskan harga produk per unit dikalikan dengan jumlah produk yang dijual Kalangi, 2014. Keuntungan adalah alat yang digunakan untuk mengukur penghasilan yang diperoleh dan biaya yang telah dikeluarkan untuk proses produksi. Keuntungan ini dapat disebut sebagai pendapatan bersih, apabila margin semakin tinggi maka hasil yang diperoleh akan semakin besar dikarenakan margin ini dapat mempertahankan harga penjualan tetap tinggi namun biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi dalam kondisi rendah Rhonda dan Laplante, 2010. R/C ratio adalah hasil yang diperoleh dari penjualan produk dengan total biaya Soepranianondo et al., 2013. Return cost ratio R/C adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hasil pembagian antara penerimaan dan biaya, total penerimaan dibagi dengan total biaya yang dikeluarkan untuk mendukung kelancaran proses budidaya. Panjaitan, 2017. Hasil penelitian kelayakan budidaya udang vaname memperoleh Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 nilai R/C >1 sehingga usaha tersebut layak untuk dijalankan Fariyanto, 2012. Payback period adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui masa pengembalian modal atau investasi dalam jangka waktu tertentu menggunakan aliran kas neto. Jika aliran kas neto jumlahnya sama setiap tahunnya maka dilakukan pembagian antara jumlah investasi dengan aliran kas neto setiap tahun Bambang, 2001. Hasil terbesar total keuntungan pada penelitian ini didapatkan pada tambak sampel bangkalan sebesar 3 sedangkan terkecil didapatkan pada tambak 5 dan 6 sampel sidoarjo sebesar 1, jadi pengembalian modal usaha budidaya tersebut sekitar 4 bulan. Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi yang telah dikeluarkan untuk pembelian peralatan dan bahan budidaya. Break event point atau titik impas adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui dan menghitung titik impas serta kelayakan suatu usaha Fahmi dan Hadi, 2010. Hasil penelitian Geotivanny et al. 2014 pada analisis finansial dan sensitivitas usaha budidaya udang vaname intensif di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik memperoleh BEP produksi sebesar kg dan rata-rata kg, BEP harga Rp dan rata-rata Rp Hasil terbesar BEP produksi pada penelitian ini didapatkan pada tambak 2 Bangkalan sebesar kg sedangkan terkecil didapatkan pada tambak 4 sampel Sidoarjo sebesar kg. KESIMPULAN Kesimpulan hasil manajemen pakan dan analisis usaha terbaik adalah pada tambak sampel Sidoarjo. Sampel Sidoarjo menunjukkan hasil layak dan efisien. UCAPAN TERIMA KASIH Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Aimon, H., Adry, and Putri, 2014, November. Penguatan Petani Kedelai Dari Sisi Input, Produksi, dan Penerimaan di Kabupaten Solok. In Seminar Nasional Riset Inovatif Vol. 2. https// Amri, K. dan Kanna, I., 2008. Budi Daya Udang Vaname Secara Intensif, Semi Intensif, dan Tradisional. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, books?hl=en&lr=&id=vqNLDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA5&dq=Budi+Daya+Udang+Vaname+Secara+Intensif,+Semi+Intensif,+dan+Tradisional.&ots=5rpXLktvDs&sig=x3QcGubB6JlJ28GmvngyFraBDhA&redir_esc=yv=onepage&q=Budi%20Daya%20Udang%20Vaname%20Secara%20Intensif%2C%20Semi%20Intensif%2C%20dan%20Tradisional.&f=false Bambang, R., 2001. Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan. Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 59. Beck, T., 2007. Efficiency in financial intermediation Theory and empirical measurement. In Microfinance and Public Policy pp. 111-125. Palgrave Macmillan, London. 9780230300026_7 Dinas Kelautan dan Perikanan, 2018. Data Survei dan Penelitian. Kabupaten Bangkalan. Dinas Kelautan dan Perikanan, 2018. Cara Budidaya Ikan yang Baik CBIB. Kabupaten Sidoarjo. Sidoarjo. Etikan, I., Musa, dan Alkassim, 2016. Comparison of convenience sampling and purposive sampling. American journal of theoretical and applied statistics, 51, Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 ing_different_Please_Explain/attachment/59d64fc179197b80779a8d1c/AS4995599335055361496115777990/download/Comparison_of_Conv Fahmi, I. dan Hadi, 2010. Pengantar Manajemen Perkreditan. Bandung Alfabeta. Fariyanto, M., 2012. Kelayakan Budidaya Udang Vannamei di Rejotengah, Deket Lamongan. Skripsi. Agribisnis. Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Surabaya, 98. Geotivanny, V., Hidanah, S. dan Nazar, 2014. Financial and Sensitivity Analysis of Intensive Vannamei Shrimp Cultivating in Subdistrict of Panceng, Gresik Regency. Agro Veteriner, 31, Haliman, and Adijaya, D., 2005. Udang vannamei. Penebar Swadaya. Jakarta. Kalangi, 2014. Analisis Efisiensi Ekonomi Usaha Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong Rakyat di Provinsi Jawa Timur. Disertasi. Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Lawaputri, 2012. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Udang Vannamei litopaneaus vannamei pada Tambak Intensif di Kabupaten Takalar.Studi Kasus usaha tambak Udang Kurnia Subur Doctoral dissertation. Universitas Hasanuddin. http//repository. Panjaitan, I., 2017. Pengaruh Ukuran KAP, Return on Assets dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 12, Rhonda, A. dan Laplante, A., 2010. Passion to Profits. Jakarta, Azkia Publishers. Rusmiyati, S., 2010. Menjala Rupiah Budidaya Udang Vannamei Varietas Baru Unggulan. Cetakan Pertama. Pustaka Baru Press Yogyakarta. Soepranianondo, K., Sidik, R., Nazar, Hidanah, S. dan Pratisto, 2013. Buku Ajar Kewirausahaan. Airlangga University Press. Surabaya. ... Hal ini disebabkan biaya pakan mencapai 60-70% dari biaya produksi. Berdasarkan Ulumiah et al. 2020, agar udang tidak mengalami underfeeding atau overfeeding maka ukuran dan jumlah pakan yang diberikan harus diperhitungkan secara cermat dan tepat. Sejak benur ditebar hingga udang siap panen dapat diberikan pakan buatan berupa pakan buatan pelet. ...... Kabupaten Bangkalan merupakan wilayah yang cocok untuk budidaya udang vaname. Kabupaten Bangkalan termasuk salah satu daerah pemasok udang vaname di Jawa Timur yang keberadaannya perlu dikembangkan Ulumiah et al., 2020. Udang vaname termasuk salah satu komoditas unggulan dengan produksi yang tinggi di Kabupaten Bangkalan Fikri et al., 2017. ...... Pemberian pakan merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya udang karena menyerap 60-70% dari total biaya operasional. Pemberian pakan yang tepat sesuai kebutuhan udang akan memacu pertumbuhan dan perkembangan udang secara optimal sehingga pruduktivitasnya dapat ditingkatkan Ulumiah et al., 2020. Pemberian pakan udang harus dipantau dengan jumlah yang benar karena ukuran pakan sangat penting dalam budi daya udang intensif, petani udang harus dengan cermat memantau baki pakan, dengan menyesuaikan pemberian jumlah pakan, sehingga kesehatan udang dapat terjaga Yong, 2014. ...Raihan PutriAsran Asran Arnawan HasibuanSaifannur SaifannurBackground Budidaya udang diwilayah pesisir pantai sebagian besar menjadi pencaharian bagi masyarakat di Aceh Utara. Pemberian pakan udang dilakukan secara manual pada saat pagi dan sore dengan cara menaburkan pakan ke dalam tambak. Pemberian pakan tersebut tidak efektif karena terikat dengan waktu dan ukuran pakan yang diberikan. Hal tersebut yang melatar belakangi tim pengabdian memberikan pengetahuan dengan memperkenalkan prototipe berupa teknologi alat pemberi pakan secara otomatis. Metode Metode yang dilakukan adalah observasi, perancangan dengan cara merakit dan sosialisasi, serta memperaktekkan secara langsung penggunaan alat otomatis tersebut. Hasil Hasil pengabdian menunjukkan bahwa petani tambak udang sangat termotivasi untuk dapat segera menggunakan alat pakan udang otomatis karena sangat tepat dalam memperbaiki manajemen pemberian pakan sehingga dapat berkelanjutan agar ketahanan pangan terjaga. Teknologi yang digunakan berupa mikrokontroller Arduino Uno, sensor ultrasonik sebagai pendeteksi volume pakan, RTC sebagai modul pewaktu, Lcd sebagai penampil informasi hari, tanggal, bulan, modul relay, driver motor, dan motor DC. Kesimpulan Harapan pengabdian kepada masyarakat ini adalah akan memberikan pengetahuan dan temuan baru untuk petani tambak sehingga petani mampu merancang pemberian pakan udang secara otomatis untuk memudahkan pemberian pakan agar meningkatkan produktivitas serta menghasilkan kualitas udang.... Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam budidaya udang vaname karena menyerap 60-70% dari total biaya operasional Ulumiah et al., 2020. Pemberian pakan yang sesuai kebutuhan akan memacu pertumbuhan dan perkembangan udang vaname secara optimal sehingga produktivitasnya bisa ditingkatkan. ...Desa Lipah Rayeuk dikenal sebagai penyedia udang dan ikan nila air payau di Kawasan Kabupaten Bireuen. Penggunaan plastik sebagai alas dasar tambak budidaya udang merupakan salah satu teknologi di daerah-daerah dengan tanah tingkat keasaman, dan porositas tinggi seperti tanah gambut dan tanah berpasir. Pengabdian ini bertujuan untuk mengkaji Penggunaan High Density Polyethylene HDPE pada kelompok Laut Mina Budidaya dalam perbaikan manajemen budidaya udang vaname Litopenaeus vannamei. Metode Mitra pada pengabdian yaitu Kelompok Laut Mina Budidaya dengan anggota sebanyak 8 orang. Kegiatan yang dilakukan merupakan kontruksi tambak pemakaian plastik HDPE, pengelolaan kualitas air, manajemen pakan, dan manajemen kesehatan udang. Pengambilan data dilakukan melalui quisioner. Tim pengabdian juga melakukan penyuluhan pendidikan, pelatihan, dan pendampingan terhadap mitra. Hasil Kelompok Laut Mina Budidaya mengalami peningkatan dalam pengetahuan manajemen kolam terpal HDPE serta memiliki perbaharuan fasilitas tambak, seperti plastik HDPE dan alat mesin pakan. Kesimpulan Mitra kelompok mendapatkan peningkatan pengetahuan serta mendapatkan kontribusi bahan dan alat dalam pelaksanaan budidaya selama proses budidaya udang vaname, dalam pengelolaan ini mitra mengalami peningkatan secara inovatif.... The feed given to the anco unit is of the total daily feed. This is following Ulumiah et al. 2020, the size and amount of feed given must be done carefully and precisely so that the shrimp do not experience a lack of feed underfeeding or excess feed overfeeding. S B B reduced 50% from the previous feed Description controls on 3 anco units are symbolized - the feed is depleted, S the remaining feed is low less than 50%, B leftover feed a lot more than 50%. ... Rifqah PratiwiI Nyoman SudiarsaPieter AmaloYusuf Widyananda Wiarso UtomoVannamei shrimp Litopenaeus vannamei is one of the leading fishery commodities that have high economic value. If the process is implemented properly, shrimp production with a super intensive system becomes a profitable future of the aquaculture orientation. This study aims to examine the production process and product performance of super- intensive system vannamei shrimp on an industrial scale. This research method is a case study that includes observation, interviews, and directly follows the production process of shrimp on an industrial scale, without experimental design. The production process includes ponds preparation, media preparation, seed selection and stocking, management of feed and water quality, monitoring of pests and disease, monitoring of growth, and harvest. The treatment given was the application of Bacillus sp. as probiotics on rearing media to optimize shrimp growth. This study showed after 100 days of rearing resulted in SR 71%; biomass tons; harvest size 45 – 32; ABW 22 g/tail; ADG g/day; and FCR Water quality was still in the optimal ranges to support of shrimp growth, includes temperatures 27 – 31oC; brightness 14 – 120 cm; pH – salinity 33 – 34 mg/L; dissolved oxygen – mg/L; alkalinity 100 – 360 mg/L; TOM 40 – 103 mg/L; and nitrite – mg/L. The production process of vannamei shrimp on an industrial scale with a super intensive system that is applied by PT. Sumbawa Sukses Lestari Aquaculture, West Nusa Tenggara shows optimal growth and Idham ShilmanSuparmin SuparminFadly IrmawanBudiman BudimanUdang vaname memiliki banyak keunggulan mulai dari harganya yang tinggi, cepat tumbuh dan tahan penyakit. Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam budidaya udang vaname karena menyerap 60-70% dari total biaya operasional, sehingga pemberian pakan perlu diperhatikan terutama efisiensinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio konversi pakan FCR, tingkat efesiensi penggunaan paka EP dan kelangsungan hidup SR udang vaname pada usaha pembesaran dengan pola tambak intensif di Pusat Unggulan Teknologi PUT Politeknik Negeri Pontianak di Mempawah. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskripif. Teknik pengumpulan Data yang yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan terhadap jumlah pakan yang tersisa pada anco dalam % dari jumlah pakan yang diberikan pada setiap pemberian pakan untuk mengetahui Efisiensi pemberian Pakan EP, Feed Convertion Ratio FCR dan Survival Rate SR. Nilai FCR tambak A1 dan A2 memiliki nilai yang sama yaitu 1,3. Efisiensi pakan pada tambak A1 %, sedangkan pada tambak A2 sebesar %. Nilai SR tertinggi yaitu pada tambak A2 dengan nilai % dibanding dengan tambak A1 dengan nilai 75,0. Berdasarkan hasil yang diperoleh, tambak usaha pembesaran udang vaname Litopenaeus vannamei pada Pusat Unggulan Teknologi PUT Politeknik Negeri Pontianak di Mempawah yang menunjukan hasil terbaik, layak dan efisien adalah pada tambak Regency, especially Bades Village, is one of the central managements of coastal and marine areas in East Java Province. One of the fishermen groups in Bades Village is the Mina Dampar Fishermen Group. Until now, these fishermen groups have not been able to utilize coastal areas for small-scale people's ponds due to limited knowledge of intensive shrimp farming technology, limited access to capital, and limited market information. This Technical Guidance aims to broaden horizons and introduce vannamei shrimp farming technology to fishermen who are members of the Mina Dampar group. This technical guidance activity was carried out at the Fish Landing Base in Bades Village and was targeted at the Mina Dampar Fishermen Group. The mentoring method used is the Participatory Rural Appraisal PRA method. This Technical Guidance aims to broaden horizons and introduce vannamei shrimp farming technology to 10 fishermen who are members of the Mina Dampar group. This technical guidance consists of outreach activities and field orientation. This activity shows that fishermen are interested in cultivating vannamei shrimp in Bades Village, especially freshwater vannamei shrimp cultivation. Cultivating freshwater vannamei shrimp can be a source of income for fishermen while doing Petani tambak udang vaname di Kabupaten Bireuen merasakan penurunan hasil produksi karena banyak petani tambak belum memiliki teknologi memadai. Kelompok Laut Mina Budidaya sudah menerapkan teknologi closed system dan sterilisasi air pada kolam tandon untuk peningkatan produksi udang vaname. Pengabdian ini bertujuan untuk mengkaji peningkatan nilai ekonomi pada kelompok masyarakat pembudidaya udang vaname Litopenaeus vannamei yaitu kelompok Laut Mina Budidaya Kabupaten Bireuen, Aceh. Metode Pengabdian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2020. Tahapan pengabdian berupa pedampingan dan praktek langsung tentang manajemen pemberian pakan, kualitas air selama pemeliharaan udang, kesehatan udang dan panen udang vaname yang diaplikasikan teknologi closed system. Hasil Pembesaran udang vaname selama 88 hari dengan jumlah benur sekitar ekor maka didapatkan hasil produksi sebesar kg berat total. Sedangkan nilai Feed Conversion Ratio FCR tambak mitra sebesar 1,4 saat panen atau jika dirata-ratakan sebesar 1,36. Nilai FCR sebesar 1,4 yang termasuk baik dalam budidaya udang vaname pada mitra sehingga penggunaan pakan sudah tergolong efisien. Keuntungan yang diperoleh ± Rp dan nilai pengembalian biaya operasional Revenue Cost Rasio RCR>1 katagorinya layak diusahakan. Kesimpulan Pemeliharaan udang vaname dengan menerapkan teknologi closed system dapat meningkatkan produksi dan nilai ekonomi dalam pemeliharaan udang vaname di kelompok Pdf FahmiY L Hadic/AS4995599335055361496115 777990/download/Comparison_of_ Convenience_Sampling_and_Purpo Fahmi, I. dan Hadi, 2010. Pengantar Manajemen Perkreditan. Bandung Budidaya Udang Vannamei di RejotengahM FariyantoFariyanto, M., 2012. Kelayakan Budidaya Udang Vannamei di Rejotengah, Deket Lamongan. Skripsi. Agribisnis. Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran". Surabaya, 98. and Sensitivity Analysis of Intensive Vannamei Shrimp Cultivating in Subdistrict of PancengV GeotivannyS HidanahD S NazarGeotivanny, V., Hidanah, S. dan Nazar, 2014. Financial and Sensitivity Analysis of Intensive Vannamei Shrimp Cultivating in Subdistrict of Panceng, Gresik Regency. Agro Veteriner, 31, vannamei. Penebar SwadayaR W HalimanD AdijayaHaliman, and Adijaya, D., 2005. Udang vannamei. Penebar Swadaya. Kelayakan Finansial Usaha Udang Vannamei litopaneaus vannamei padaA T LawaputriLawaputri, 2012. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Udang Vannamei litopaneaus vannamei padaPengaruh Ukuran KAP, Return on Assets dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Audit Report LagWaputriI a Panjaitan, I., 2017. Pengaruh Ukuran KAP, Return on Assets dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 12, Rupiah Budidaya Udang Vannamei Varietas Baru UnggulanS RusmiyatiRusmiyati, S., 2010. Menjala Rupiah Budidaya Udang Vannamei Varietas Baru Unggulan. Cetakan Pertama. Pustaka Baru Press Yogyakarta.
pemberian pakan udang vaname menurut umur